Kurikulum 2013 revisi 2020 terus mengalami perubahan dari bentuk awalnya yaitu kurikulum 2013. Perubahan tersebut diiringi dengan hasil evaluasi pelaksana. Evaluasi dilakukan karena masih ditemukan masalah secara universal disetiap pelaksanaan.
Kurikulum 2013 (K13) menekankan pada perubahan pola pikir serta metode pembelajaran sesuai perkembangan zaman. Kemudian juga mendorong terbentuknya karakter anak bangsa yang kreatif, inovatif, dan kritis.
Pada sistem K13 melibatkan peran penting guru dan peserta didik. Keduanya harus mampu menciptakan suasana kolaboratif yang aktif dan bersemangat. Disini siswa tidak lagi sebagai karakter pasif dan guru sebagai karakter aktif.
Namun keduanya harus mampu bersikap aktif, kreatif, dan kritis. Untuk mencapai ekosistem belajar tersebut, maka dibutuhkan kurikulum baru K13.
Dalam dunia pendidikan kurikulum membantu proses belajar menjadi terstruktur dan tersistem sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Lahirnya kurikulum baru tentu dilatarbelakangi oleh beberapa faktor untuk penyesuaian.
Faktor tersebut dapat berupa faktor dari dalam lingkungan pendidikan ataupun dari lingkungan bermasyarakat. Berikut ini informasi tentang latar belakang lahirnya K13.
Latar Belakang Lahirnya Kurikulum 2013
Penyebab lahirnya sistem pendidikan K13 utamanya karena perbedaan perkembangan zaman. Sehingga dibutuhkan alat dan instrumen pendidikan yang menyesuaikan perkembangan tersebut.
Faktor penyebab dapat berasal dari masalah internal maupun ekternal pendidikan. Berikut ini informasi lengkapnya.
- Permasalahan Internal
Masalah internal berkaitan dengan iklim pendidikan Indonesia. Pendidikan Indonesia menetapkan delapan Standar Nasional Pendidikan, diantaranya:
- Standar isi
- Standar proses
- Standar kompetensi lulusan
- Standar pendidik dan tenaga pendidikan
- Standar sarana dan prasarana
- Standar pembiayaan
- Standar penilaian pendidikan
- Standar pengelolaan
Kedelapan hal tersebut dirasa perlu untuk diperbarui sesuai dengan perkembangan zaman. Misalnya peningkatan standar sarana dan prasana karena sudah majunya teknologi saat ini.
Pada kurikulum 2013 revisi 2020 pemerintah diminta meningkatkan sarana dan prasana dengan kualitas terbaru. Hal ini bertujuan agar pendidikan Indonesia tidak tertinggal dari pendidikan negara lain.
Sehingga nantinya dengan dibentuknya sistem K13 dilahirkan generasi yang mampu berdaya saing secara global. Karena itu K13 juga menekankan karakter leadership dan inovatif.
Namun perubahan tersebut tetap diiringi dengan tujuan yang diharapkan di sistem K13. Salah satunya melahirkan generasi intelektual yang berkarakter.
- Permasalahan Eksternal
Permasalahan eksternal lahirnya kurikulum 2013 berasal dari perubahan arus globalisasi dan isu lingkungan hidup. Terutama dengan kemajuan teknologi yang secara perlahan mempengaruhi karakter peserta didik.
Oleh karena itu dilahiran kurikulum 2013 yang berisi sitem pendidikan sesuai dengan lingkungan saat ini. Seperti keberadaan kemudahan teknologi yang harus diarahkan dengan positif.
Dengan sistem K13 terbaru penggunaan teknologi telah menjadi bagian dari proses belajar. Siswa dituntut aktif mencari solusi permasalahan dengan adanya teknologi.
Hal ini tentu berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Dimana saat itu guru lebih ditekankan untuk aktif dalam memberikan ilmu pada peserta didik. Sehingga kebanyakan peserta didik dengan kurikulum lama menjadi pasif.
Karakteristik Kurikulum 2013 Revisi 2020
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem K13 menekankan pada pendidikan berkarakter. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan ekosistem sekolah yang mendukung.
Sebelum membentuk ekosistem sekolah yang tepat. Sebaiknya pelajari lebih dahulu karakteristik kurikulum 2013. Berikut ini informasi tentang karakteristik kurikulum 2013 revisi 2020.
- Keseimbangan intelektual, spiritual, dan sosial
Sekolah dengan kurikulum 2013 diharapkan mampu mengembangkan keseimbangan intelektual, spiritual, dan sosial peserta didik. Sikap intelektual mengacu pada kecerdasan peserta didik menyelesaikan masalah.
Sikap spiritual dapat terwujud melalui menciptakan suasana yang mendukung ketaatan pada Tuhan. Sikap sosial dapat diwujudkan melalui memberikan lingkungan sekolah yang nyaman dan aman.
Ketiga poin tersebut juga menjadi standar penilaian peserta didik. Untuk mencapai keseimbangan tersebut tentu diperlukan peran guru dan sekolah.
- Menjadikan sekolah sebagai sistem masyarakat
Dalam sistem kurikulum 2013 revisi 2020, sekolah merupakan bentuk dari masyarakat. Disekolah siswa akan diberikan pengalaman bermasyarakat yang terencana.
Contohnya dengan mendukung kegiatan OSIS. Kegiatan OSIS yang melibatkan aktif peserta didik akan mendorong lahirnya karakter leadership dan bertanggungjawab.
Sehingga pengalaman bermasyarakat dapat diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat yangs sesungguhnya. Hal ini sejalan dengan harapan K13 dalam membentuk karakter.
- Pembelajaran jangka panjang
Sekolah memberikan ekosistem yang nyaman pada peserta didik. Termasuk memberikan waktu yang leluasa bagi siswa untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dengan begitu siswa akan termotivasi untuk terus belajar melakukan inovasi. Tentunya dalam pembelajaran tersebut tetap didampingi oleh guru yang bertindak sebagai fasilitator.
- Pengembangan kompetensi
Pengembangan kompetensi dituangkan dalam bentuk kompetensi inti. Kompetensi inti dijadikan sebagai unsur sistematis kompetensi dasar. Kompetensi inti lahir dari pengembangan kompetensi dasar.
Disini dibutuhkan peran guru yang kreatif untuk menciptkan kompetensi inti yang tepat. Untuk dapat mengembangkan kompetensi dasar dapat menggunakan prinsip akumulatif.
Selain itu pengembangan kompetensi diwujudkan dengan saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran. Kompetensi inti juga dikembangkan dengan menyisipi pendidikan karakter.
Sistem Penilaian Kurikulum 2013 Revisi 2020
Kurikulum 2013 melakukan pendekatan penilaian dengan sistem Penilaian Acuan Karakter (PAK). PAK didasarkan nilai kriteria ketuntasan minimum atau yang dikenal KKM.
KKM ditentukan oleh pelaksana dengan mempertimbangan hasil kompetensi yang dicapai peserta didik. Penilaian dengan sistem PAK diiukuti dengan langkah yang tepat. Diantaranya menggunaakan teknik dan instrumen penilaian berikut ini
- Penilaian kompetensi sikap
Penilaian sikap siswa menjadi poin penting dalam hasil belajar. Pemberian penilaian tidak hanya dilakukan oleh guru. Mengingat sistem K13 menuntut memberikan nilai secara secara objectif dan jujur.
Maka penilaian sikap dilakukan melalui obeservasi guru, penilaian antar teman sejawat, penilaian diri oleh peserta didik. Instrumen yang dapat berupa pengisian kuesioner dengan skala penilaian. Proses penilaian dapat disisipkan saat kegiatan belajar disekolah.
- Penilaian kompetensi pengetahuan
Penilaian kompetensi pengetahuan bukan lagi hal baru dalam kegiatan belajar. Pada kurikulum sebelumnya juga telah ada penilaian pengetahuan dan dijadikan acuan nilai utama.
Namun pada kurikulum 2013 revisi 2020 penilaian pengetahuan setara dengan penilaian sikap dan keterampilan. Sistem penilaian kompetensi pengetahuan tidak mengalami perubahan besar.
Nilai bisa diperoleh melalui ujian, latihan, ataupun keaktifan siswa. Secara umum nilai dari kompetensi pengetahuan diperoleh berdasarkan kualitas intelektual peserta didik.
Instrumen penilaian dapat berupa ujian tulis/lisan, praktik ilmiah, dan kelengkapan tugas sekoalah.
- Penilaian kompetensi keterampilan
Penilaian kompetensi keterampilan meliputi penilaian kinerja. Kompetensi keterampilan dimunculkan dengan harapan melahirkan generasi kreatif dan invotif.
Pemberian nilai keterampilan dapat berupa hasil tes praktek, project, dan penilaian portofolio. Penilaian kompetensi keterampilan cenderung menekankan pada kemampuan seni peserta didik.
Kurikulum 2013 revisi 2020 berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 hingga sekarang masih banyak digunakan sekolah.
Tidak seperti masa awal keluarnya kurikulum 2013 yang hanya digunakan sebagian sekolah. Saat ini hampir semua sekolah di Indonesia telah menikmati sistem pendidikan kurikulum 2013.